Jumat, 30 April 2010

1. Corsair Selundupan

Daniel Rucastle..bocah imut yang terkesan pendiam. Kulitnya halus dan mata birunya memancarkan aura kepolosan..

Berasal dari daerah pantai Rum Cay..Seharinya bekerja pada Mr. Spark sebagai pembawa keranjang ikan..Tak pernah menyangka dirinya akan mengalami petualangan mendebarkan sebagai seorang Corsair..Sejak ia diperkenalkan oleh Tibiamus pada Mark Revilla..sang kapten di kapal Trodden Valtra..yang dilindungi oleh kabut Trudare..

Dibalik pendaran kabut aneh, sekoci itu tahu tujuannya...menuju arah satu siluet besar yang terlihat seperti kapal disamudera luas. Daniel yang mulai bersemangat, berusaha memahami satu kejadian unik yang terpampang didepan matanya, naik perahu ditengah suasana laut, seperti ini…gila! Walaupun malam begitu pekat, apalagi...para Corsair…teman kabut kami…Daniel mengingat kata-kata itu dalam benaknya.

Bocah-bocah itu mengenakan topi segitiga lusuh khas bajak laut, masing-masingnya punya Cutlass yang disarungkan ke pinggang, jubah mereka terkesan elegan biarpun menyebarkan bau keringat menyengat.

“Duduk dulu, Rucastle! Perlu kujelaskan…jika aku menginginkan seorang bocah menjadi salah satu Corsair-ku…ia selamanya terikat pada Hukum Persaudaraan Valtra. Terserah bilang kami para Buccaneer atau Freebooter, yang jelas…aku tidak akan memperlakukanmu dengan semena-mena, bahkan jika kau bekerja padaku, kau akan menerima gaji yang layak selama tiga tahun masa pengabdian. Kau paham maksudku? Nah, satu lagi…tidak ada yang namanya kapal hantu…kapal misterius, atau kapal aneh. Dibawah naungan Persaudaraan, pelayaran kita dibiayai oleh otoritas tertinggi Angkatan Laut Britania Raya serta…satu pihak yang belum bisa kusebutkan namanya saat ini. Apa katamu? Oh, tentang tugas kita? Well, merampas kapal-kapal budak, yahh…aku benci perbudakan, terus...menahan sepak terjang corsair pihak lain, merebut rampasan Galleon dan...sudah! Terlalu panjang untuk dibicarakan! Kau bisa pakai Wheel-Lock? Flashpan? Bagaimana urusanmu dengan Mr. Spark?” Revilla berkata terus walaupun matanya serius menyaksikan satu pergerakan noktah hitam kecil berbentuk tulang ikan kecil dipeta...yang mengikuti satu noktah lain bergambar roda kemudi dipesisir utara pantai Cartagena. Dia memandanginya terus sampai-sampai beberapa untaian manik-manik rambut berbahan kacangnya tidak bergerak sama sekali.

Daniel berusaha memahami perkataan Revilla...namun ia masih Corsair selundupan...sebelum ia mengikuti Sumpah Liur..ia belum lah sah menjadi Corsair sebenarnya..

Kelasi-kelasi Valtra berteriak gembira, dua drum air laut berisi tubuh Dozetti dan Tibiamus tegak berdampingan didekat anjungan. Mereka bersorak mengamati wajah mirip kambing Tib berubah tolol serta bibir sijangkung Doz yang bergetar hebat karena puluhan kepiting kecil asyik mencapit mesra tubuh keduanya, Tibiamus dan Dozetti sedang mengadakan pertarungan adu ketahanan tubuh!

Satu bocah mungil bercelana setinggi lutut berlari diantara mereka sambil menyodorkan sebotol minuman bening berwarna biru kepada empat bocah itu, secara bergantian. Bragg yang paling haus, tapi…dia tidak benar-benar haus…dia mampu menarik tali katrol yang mengangkat sekoci keatas geladak kapal karena minuman dari botol aneh itu, Daniel mengetahuinya…sekocinya bahkan luar biasa berat!

“Umm…minuman itu…” Daniel terkejut, mata birunya melotot diantara keremangan dua cahaya obor.

“Porterouse…tinta gurita yang sudah lewat izin kesehatan Port Lion dicampur sari buah apel atau air tebu, bukan minuman keras, tidak memabukkan…cuma menjadikan darahmu kuat tiga kali lipat. Para Corsair di Pulau Bonaire punya peternakan gurita putih yang tinta guritanya terasa sangat manis bagai madu, bahkan sangat dianjurkan untuk kesehatan berdasarkan rekomendasi Port Lion, Olden yang bikin ramuan, Olden adalah seorang kurcaci kecil sebangsa Dwarf yang pandai mengolah ramuan, belum sekarang kau bisa mengenalnya!”” sahut Revilla enteng…

Entah siapa yang memulai, suara-suara tembakan kontan bersahutan disepanjang geladak maupun buritan, peluru-peluru anggur beterbangan membentuk kilatan-kilatan cahaya kecil, beberapa anggur ungu jatuh kedalam laut…yang lainnya telak menghantam kelasi-kelasi lengah, jenis senjata ampuh lain yang membuat efek gatal. Semuanya bersorak gembira sambil mencari tempat perlindungan...kecuali tiga bocah dianjungan, malang bagi Tibiamus dan Doz…

Dia tahu kabutnya nyata, namun matanya menyadari bahwa ada yang tidak beres. Terkadang beberapa gumpalan kabut mengelilinginya, membentuk gambar ikan-ikan kecil secara samar, seakan mengejek dirinya sebagai pengangkut keranjang ikan. Angin pun selalu berputar kencang dari arah buritan, menghembus dan merubah kabut ikan-ikan itu menjadi kepala berambut panjang dengan sirip gemulai dibagian bawah tubuh. Daniel mencubit perutnya, benar! Ini benar-benar nyata! Dia pun telah mencuri dengar pembicaraan dua kelasi cilik ditepian geladak tentang sisir tulang ikan dan dua kelasinya terkikik geli karena mengejek seseorang bernama Reckon gundul bercelana rumput laut. Dia ingin bertanya, tapi Revilla tidak membiarkannya melontarkan satu kata pun dari mulutnya. Langit tetap hitam pekat…

Begitulah..Daniel kini telah berada diatas geladak Trodden Valtra yang sekarang bertolak menuju Laut Karibia..Sementara itu, puluhan kabut yang menyertai pelayaran menjadikan udara terasa dingin, namun... Daniel tahu..suhu badannya menjadi hangat gara-gara botol Porterous di tangannya.....


to be continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar